Pengemis

Di ujung jalan sebuah
lorong
seorang anak manusia
meratap iba
mohon belas kasih
menanti untuk mendapatkan
sesuap nasi
suaranya terbata-bata
melangkah tanpa alas kaki
tidur beralas tanah
raut mukanya pucat pasi
badannya kurus kerempeng
mencari hidup hari ini
dan besok pagi
nafasnya kembang kempis
menunggu ajal
yang datangnya tak pernah pasti

(Jakarta, 1979)

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda